Kredit Macet Tembus Rp 131 miliar

Kredit Macet Tembus Rp 131 miliar

\"bi\"BENGKULU, BE -  Non Performing Loan (NPL) atau kredit macet Provinsi Bengkulu pada tahun 2012 kemarin masih dalam kategori stabil. NPL Bengkulu tahun 2012 sebesar 1,4 persen atau Rp 131 miliar dari total penyaluran kredit sebesar Rp 9,36 triliun.

\"Jika dilihat dari Rasio NPL yang ditetapkan BI sebesar 5 persen. Maka NPL Bengkulu masih stabil bahkan masih sangat baik,\"  terang Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu, Naek Tigor Sinaga, kemarin.

Selanjutnya Tigor menjelaskan jika berdasarkan persentase NPL tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 1,73 persen dibanding tahun 2011 lalu. Namun jika secara nominal mengalami kenaikan sebesar Rp 127,7 miliar. Penurunan persentase dikarenakan terjadi peningkatan penyaluran kredit yang pada tahun 2011 sebesar Rp 7,937 triliun dan tahun 2012 sebesar Rp 9,36 triliun.

Dari total NPL sebesar 1,4 persen tersebut, penyumbang kemacetan kredit terbesar terjadi pada bidang kontruksi termasuk infrastruktur sebesar 7,59 persen. Kemudian disusul sektor perdagangan sebesar 2,9 persen, jasa dunia usaha sebesar 2,55 persen, jasa sosial sebesar 2,16 persen. Dan sisanya berada di bawah total NPL. Sektor-sektor tersebut antara lain pertanian 0,89 persen, pengangkutan 0,98 persen, pertambangan 0,98 dan masih banyak lagi seperti listrik dan air.

Jika dilihat dari jenisnya kredit penyumbang NPL tertinggi adalah kredit investasi yaitu sebesar 2,69 persen, kredit modal kerja 2,31 persen dan kredit konsumtif sebesar 0,61 persen.

\"Kredit konsumtif penyumbang terkecil karena pembayaran kredit konsumtif ini biasanya langsung dibayar dengan memotong gaji, seperti gaji PNS,\" tambah Tigor.

Sementara itu Pengawas Bank Bank Indonesia Bengkulu Efrizal mengatakan terkait NPL ini perbankan yang sering mereka awasi adalah bank-bank yang berkantor pusat di Bengkulu seperti BPD dan BPR. Jika pada laporan bulanan yang mereka sampaikan ke BI masalah kreditnya memburuk maka pihak BI akan segera memanggil bank tersebut mencarikan solusinya. Salah satu solusinya dengan restrukturisasi kredit. Misalnya menambah jangka waktu pengembalian kredit dengan tujuan pembayaran nasabah bisa diperkecil.

\"BI selalu memperhatikan semua bank yang ada di Bengkulu. Kita selalu mengimbau kepada perbankan untuk menggunakan prinsip kehati-hatian dengan melakukan pengawasan dengan BI,\" papar Efrizal Dalam kesempatan yang sama Analis Ekonomi Sektor Riil Bank Indonesia Bengkulu, Muhammad Jon mengatakan BI juga mengimbau kepada perbankan supaya mengutamakan atau lebih banyak membuka peluang pada kredit sektor produktif.

Sehingga laju prekonomian Bengkulu akan semakin baik. Selain itu BI juga akan memberikan pelatihan kepada Usaha Menengah Kecil (UMKM) dan Mikro serta Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB), karena mereka yang sering menggunakan kredit perbankan khususnya kredit produktif.

\"BI bersifat komprehensif selain melakukan pengawasan juga membatu untuk mencarikan solusi dalam pemecahan masalah,\" ungkap M Jonb

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: